Belajar Tumbuh Bersama: Catatan Saya dari Pengimbasan Pengelolaan Kinerja Guru di SMK Negeri 1 Samigaluh
Tahun 2025 saya awali dengan penuh syukur dan semangat. Pada hari kamis tanggal 2 Januari, saya diberi kesempatan untuk menjadi narasumber dalam kegiatan Pengimbasan Pengelolaan Kinerja Guru yang diselenggarakan oleh SMK Negeri 1 Samigaluh. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh guru dan karyawan, dan berlangsung dari pukul 13.00 hingga 16.00 WIB.
Disambut dengan hangat oleh Ari Daruningsih, S.Pd., M.Pd., Kepala SMK Negeri 1 Samigaluh, saya merasa sangat terhormat bisa hadir dan berbagi di lingkungan sekolah yang begitu antusias dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dalam sambutannya, Kepala Sekolah menekankan pentingnya membangun budaya kerja yang profesional, terukur, dan kolaboratif — sesuatu yang juga menjadi semangat utama dalam kegiatan hari itu.
Membuka Kesadaran Bersama tentang Kinerja Guru
Saya memulai sesi dengan survey pengetahuan awal peserta mengenai pengelolaan kinerja guru. Dari hasil tanggapan yang muncul, saya melihat bahwa sebagian besar guru masih memandang pengelolaan kinerja sebagai kegiatan administratif tahunan. Ini menjadi titik tolak diskusi kami hari itu: bahwa kinerja guru bukan sekadar laporan, tapi cerminan proses belajar, berkembang, dan memberikan dampak nyata.
Kami kemudian mendalami landasan regulasi yang melandasi sistem pengelolaan kinerja saat ini, termasuk kebijakan-kebijakan terbaru dari Kemendikbudristek. Peserta tampak aktif mencermati dan menanyakan hal-hal teknis yang selama ini belum sepenuhnya dipahami.
Mendalami Mekanisme dan Variabel Kinerja Guru
Sesi dilanjutkan dengan penjelasan tentang mekanisme pengelolaan kinerja guru, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, hingga evaluasi. Saya juga memperkenalkan variabel-variabel utama dalam penilaian kinerja, yang meliputi kompetensi, keterlibatan, dan peran tambahan di lingkungan sekolah.
Diskusi berlangsung hangat dan terbuka. Beberapa guru menyampaikan pengalaman mereka saat menjalani penilaian kinerja sebelumnya, serta harapan agar sistem ke depan bisa lebih memotivasi, bukan sekadar menjadi kewajiban administratif.
Refleksi yang Menguatkan
Kegiatan diakhiri dengan refleksi terbuka. Banyak peserta menyampaikan bahwa mereka merasa lebih paham akan esensi dari pengelolaan kinerja guru. Beberapa bahkan menyebut bahwa kegiatan ini menyadarkan mereka untuk lebih merancang perencanaan kerja yang tidak hanya terukur, tapi juga bermakna dan berdampak bagi peserta didik.
“Kami jadi lebih paham bahwa pengelolaan kinerja bukan sekadar kewajiban tahunan, tapi bagian penting dari proses tumbuh bersama sebagai pendidik,” ujar salah satu peserta.
“Ternyata kita bisa mengelola kinerja kita dengan cara yang lebih reflektif, bukan sekadar formalitas,” ujar peserta lainnya, yang membuat saya merasa sangat terharu dan bersyukur.
Menutup dengan Harapan
Saya pribadi merasa bahwa kegiatan ini bukan sekadar berbagi ilmu, tapi juga momen untuk belajar bersama dan saling menguatkan. Sebagai guru, kita tumbuh dalam kolaborasi — dan pengelolaan kinerja bukanlah beban, melainkan ruang untuk terus berkembang dan berkontribusi lebih baik.
Terima kasih untuk keluarga besar SMK Negeri 1 Samigaluh atas kesempatan dan semangat luar biasa hari itu. Semoga kegiatan ini menjadi awal yang baik untuk tahun yang penuh pertumbuhan dan perubahan positif.
0 comments:
Posting Komentar