SMK Negeri 1 Pleret

SMK Negeri 1 Pleret, berlokasi di Jalan Imogiri Timur, km.9 Dusun Jati, Desa Wonokromo, Kapanewon Pleret, Daerah Istimewa Yogyakarta
Terdapat 4 Kompetensi Keahlian, Yaitu:
1. Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL)
2. Teknik Jaringan Tenaga Listrik (TJTL)
3. Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)
4. Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM)

Kelas Seni Budaya Bersama Bu Rienz

Jika anda menempuh pendidikan di SMKN 1 Pleret, nanti akan berjumpa dengan Bu Rienz di kelas Seni Budaya.
Kelas Seni Budaya hanya ditempuh di kelas X saja, dengan jumlah jam tatap muka 3 JPL dalam sepekan.

Kegiatan SAGUGABLOG Lanjut 70

Ikatan Guru Indonesia (IGI) menyelenggarakan kegiatan yang sangat menarik, yaitu Sagusablog, atau SAtu GUru SAtu BLOG.
Kegiatan ini diawali dengan kelas sagusablog dasar, kemudian bagi peserta yang lulus, diperbolehkan untuk mengikuti kelas sagusablog lanjut.

Jumat, 10 Oktober 2025

Roadshow Webinar Assemblr EDU Provinsi DIY


Bermain, Belajar, dan Menjelajah Budaya Lewat Poster Interaktif


Menjadi bagian dari Webinar Roadshow Assemblr EDU x belajar.id adalah pengalaman yang sangat berkesan bagi saya. Siang itu, saya berkesempatan berbagi inspirasi dengan para pendidik dari berbagai daerah tentang bagaimana teknologi dapat menghadirkan pengalaman belajar yang lebih bermakna. Tema yang saya bawakan, “Pembuatan Poster Interaktif dengan Assemblr EDU”, menjadi jembatan untuk mengajak guru memanfaatkan kreativitas dalam menghidupkan kembali semangat belajar siswa melalui media digital yang inovatif.

Roadshow Webinar ini terselenggara atas kerjasama Assemblr EDU, Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Diikuti oleh kurang lebih 1500 peserta yang mendaftar melalui komunitas pada Ruang GTK. Para peserta terdiri dari guru-guru lintas jenjang, mulai jenjang PAU, SD, SMP hingga SMA/SMK. Mereka menghadiri webinar melalui zoom dan disiarkan secara langsung di 4 channel YouTube, yaitu Channel Televisi Edukasi, channel Assemblr World, channel Jogja Belajar dan channel Balai Besar GTK DIY

Acara webinar ini diawali dengan sambutan dari Kepala Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) DIY, Bapak Dr. Adi Wijaya, S.Pd., M.A., yang pada kesempatan kali ini diwakili oleh Kapokja Tim Pengembang Media Pembelajaran BBGTK DIY, Ibu Suparti, S.Pd., M.Pd., selaku Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP). Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi terhadap upaya kolaborasi yang terus dilakukan dalam mendorong pemanfaatan teknologi pendidikan. Beliau juga menekankan pentingnya pengembangan media pembelajaran yang adaptif dan kontekstual agar selaras dengan kebutuhan zaman dan karakteristik peserta didik masa kini.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Bapak Suhirman, S.Pd., M.Pd., yang sekaligus secara resmi membuka acara. Beliau memberikan dorongan semangat kepada para guru untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Menurutnya, kemampuan guru dalam memanfaatkan platform digital seperti Assemblr EDU akan menjadi salah satu kunci dalam menciptakan pembelajaran yang kreatif dan relevan bagi siswa generasi digital.

Suasana webinar terasa hangat sejak awal. Moderator, Ibu Rofiana, S.Pd., yang juga rekan Duta Teknologi Kemendikdasmen DIY tahun 2023, membuka dengan penuh semangat, dan para peserta menyimak dengan rasa ingin tahu yang besar. Saya pun memulai sesi dengan sebuah pantun sederhana yang membawa nuansa Yogyakarta—kota yang selalu penuh makna dan budaya. Pantun itu berhasil mencairkan suasana dan menghadirkan senyum di wajah para peserta. Dari sana, saya mengajak mereka memasuki dunia Assemblr EDU, sebuah platform yang memadukan teknologi 3D dan Augmented Reality dalam pembelajaran.


Melalui pendekatan storytelling, saya bercerita tentang tantangan yang sering dihadapi guru dalam menyiapkan media pembelajaran yang menarik dan efektif. Saya menggambarkan bagaimana Assemblr EDU bisa menjadi solusi yang praktis, mudah digunakan, dan tentu saja menyenangkan. Dengan hanya beberapa langkah sederhana, guru bisa membuat media yang interaktif—baik untuk menjelaskan konsep abstrak, memperkaya materi, maupun mengajak siswa membuat karya digital mereka sendiri.

Salah satu momen yang paling menarik adalah ketika saya menunjukkan contoh penerapan Assemblr EDU dalam pembelajaran Seni Budaya. Saya menampilkan model Rumah Joglo dalam bentuk 3D yang bisa dipindai menggunakan QR code. Para peserta terlihat antusias membayangkan bagaimana siswa dapat mempelajari filosofi arsitektur Jawa secara langsung melalui visual yang hidup. Di sinilah saya merasa, teknologi benar-benar bisa membantu kita menghadirkan pembelajaran yang kontekstual dan bermakna tanpa kehilangan nilai-nilai budaya lokal.

Selain memperkenalkan fitur-fiturnya, saya juga menekankan pentingnya peran guru dalam mengarahkan teknologi agar tetap berpihak pada siswa. Assemblr EDU hanyalah alat—dan gurulah yang menghidupkan alat itu dengan sentuhan pedagogik, nilai, serta kreativitasnya. Saya mengajak peserta untuk tidak takut mencoba, karena setiap eksplorasi baru selalu membuka ruang pembelajaran yang lebih luas, baik bagi siswa maupun guru itu sendiri.

Sesi webinar diakhiri dengan pantun penutup yang membawa semangat kolaborasi dan inovasi. Saya menutup dengan pesan bahwa belajar hari ini bukan sekadar memahami isi buku, tetapi juga merasakan pengalaman, berinteraksi, dan menciptakan sesuatu yang bermakna. Semoga melalui Assemblr EDU, semakin banyak guru yang berani menghadirkan ruang belajar yang hidup, kreatif, dan menggembirakan bagi generasi masa depan.

Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh tim penyelenggara, terutama Tim Assemblr EDU dan Komunitas Guru Penggerak serta Duta Teknologi DIY, yang telah bekerja sama dengan penuh semangat dan dedikasi. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada BBGTK DIY dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY atas dukungan dan kepercayaannya. Semoga sinergi dan semangat kolaborasi ini terus tumbuh, melahirkan lebih banyak ruang belajar yang inovatif dan berdaya bagi pendidikan Indonesia.



Selasa, 30 September 2025

Pendampingan ACE Pemula Day 3


Hari Ketiga Pendampingan ACE Pemula: Eksplorasi Dunia 3D di Assemblr EDU

Senin, 29 September 2025 menjadi penutup rangkaian kegiatan Pendampingan Assemblr Certified Educator (ACE) Pemula yang penuh inspirasi. Suasana malam itu terasa begitu hangat, karena sejak awal sesi, peserta sudah antusias mengikuti review materi pertemuan pertama dan kedua. Kami kembali mengingat perjalanan bersama: mulai dari mengenal ACE, membuat akun, hingga memahami dasar visual coding di Assemblr EDU.

Setelah sesi review, kegiatan berlanjut ke materi utama yang seru banget! 💫
Saya mengajak peserta untuk memasukkan aset 3D dari eksternal ke dalam Assemblr EDU, dengan menggunakan website Sketchfab sebagai sumber objek 3D. Peserta belajar cara memilih, menyesuaikan, dan mengintegrasikan objek 3D agar tampil menarik dalam proyek mereka.

Tidak berhenti di situ, materi kedua membawa pengalaman baru — mengenal fitur terbaru dari Assemblr EDU: Generate 3D AR. Di sesi ini, peserta diajak berkreasi membuat aset 3D secara langsung melalui fitur AI, dan hasilnya sungguh luar biasa! Banyak yang kagum melihat bagaimana ide bisa langsung terwujud menjadi bentuk tiga dimensi hanya dalam hitungan detik.

Kegiatan malam itu menjadi bukti bahwa semangat belajar para peserta tidak padam hingga akhir. Mereka tetap aktif, saling bertanya, dan terus mencoba hal baru dengan semangat tinggi. Bagi saya, pendampingan ini bukan hanya tentang teknologi, tapi juga tentang kolaborasi dan kemauan untuk terus belajar. Semoga pengalaman tiga pertemuan ini menjadi awal dari langkah besar para pendidik menuju dunia pembelajaran berbasis teknologi yang kreatif dan bermakna 🚀💫

Terima kasih untuk semua peserta yang sudah menemani perjalanan ini.
Sampai jumpa di kesempatan belajar berikutnya — kita terus tumbuh bersama! 🌸🤝



Selasa, 23 September 2025

Pendampingan ACE Pemula Day 2

Hari Kedua Pendampingan ACE Pemula: Semakin Antusias, Semakin Berkembang

Senin, 22 September 2025 menjadi lanjutan perjalanan seru dalam kegiatan Pendampingan Assemblr Certified Educator (ACE) Pemula. Di pertemuan kedua ini, suasana kembali terasa hangat dan penuh semangat.

Kegiatan diawali dengan review progres ACE selama satu pekan. Momen ini jadi bagian yang paling menyenangkan karena peserta saling berbagi pengalaman dan pencapaiannya. Dalam waktu singkat, banyak yang sudah berhasil meraih Level 1, bahkan ada yang hampir naik ke Level 2! 🌟
Melihat capaian tersebut, rasanya benar-benar membanggakan—mereka tidak hanya mengikuti, tapi juga benar-benar bergerak dan berproses.

Setelah sesi review, kegiatan dilanjutkan dengan materi pokok yaitu pengenalan Assemblr EDU bagi pemula serta pengenalan visual coding tingkat sederhana. Peserta diajak mengenal fitur-fitur utama di Assemblr EDU dan bagaimana menggunakannya untuk membuat media pembelajaran yang interaktif dan kreatif.



Antusiasme peserta terlihat jelas sepanjang sesi. Ada yang aktif mencoba, ada yang saling membantu, dan semua terlihat menikmati proses belajar. Bagi saya, inilah nilai berharga dari kegiatan ini—semangat kolaboratif yang tumbuh alami di antara para pendidik.

Semoga semangat belajar di pertemuan kedua ini terus terjaga hingga sesi-sesi berikutnya. Karena setiap langkah kecil, setiap progres yang dicapai, adalah bagian penting dari perjalanan besar menjadi Assemblr Certified Educator yang inspiratif 🌸✨



Senin, 15 September 2025

Pendampingan ACE Pemula Day 1

Hari Pertama Pendampingan ACE Pemula: Belajar Bareng dengan Semangat 🌸


Alhamdulillah, hari ini Senin, 15 September 2025 pukul 19.00–21.00 WIB adalah awal yang penuh semangat, dimulainya perjalanan yang sangat menyenangkan! Hari pertama Pendampingan ACE Pemula (Assemblr Certified Educator) sudah berjalan dengan penuh semangat dan antusiasme peserta.

Sejak awal, aku bisa merasakan energi positif yang luar biasa dari teman-teman pendidik yang bergabung. Mereka datang dengan rasa ingin tahu, keinginan untuk berkembang, dan tentunya semangat untuk belajar bersama. Rasanya, kelas ini bukan hanya tentang materi, tapi juga tentang kebersamaan dan saling mendukung satu sama lain.

Semangat Baru di Hari Pertama Pendampingan ACE Pemula 🚀

Hari pertama ini terasa istimewa karena menghadirkan keynote speaker Mba Vinka Agustine (Tim Admin Assemblr EDU) yang memberikan motivasi berharga kepada peserta. Beliau menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu wujud komitmen saya, sebagai Assemblr Certified Educator, dalam mendukung para pendidik agar lebih siap dan percaya diri menapaki perjalanan sebagai ACE. Tidak hanya itu, Mba Vinka juga membuka kegiatan ini secara resmi, membuat suasana semakin hangat dan berkesan.

Adapun materi pada pertemuan pertama ini meliputi:
  1. Pengenalan Assemblr Certified Educator (ACE)
  2. Cara mendaftar/membuat akun ACE
  3. Benefit dan keuntungan menjadi ACE
  4. Daftar tugas ACE serta tips & trik cepat naik level

Peserta terlihat antusias mengikuti sesi demi sesi, mulai dari pengenalan hingga praktik awal. Banyak yang bertanya, mencoba langsung, dan saling menyemangati. Energi positif itu membuat suasana belajar menjadi lebih santai, ramah, namun tetap bermakna.



Yang bikin aku bahagia, meskipun sebagian masih pemula, mereka tetap aktif bertanya, mencoba, dan saling menyemangati. Suasana belajar jadi lebih hangat, santai, tapi tetap fokus. Itulah yang selalu aku harapkan: belajar tanpa tekanan, tapi tetap membawa manfaat besar.

Hari pertama ini jadi bukti bahwa ketika kita melangkah bersama, perjalanan menuju Assemblr Certified Educator terasa jauh lebih ringan dan menyenangkan 🚀✨.

Bagi saya pribadi, kebersamaan ini adalah semangat yang ingin terus dijaga. Karena belajar itu akan terasa lebih ringan jika dijalani bersama, saling dukung, dan saling menguatkan. Harapan saya, pertemuan pertama ini bisa menjadi pijakan awal yang kokoh menuju level-level berikutnya dalam perjalanan sebagai ACE.

Terima kasih banyak untuk semua peserta yang sudah hadir dan berpartisipasi aktif. Semoga semangat ini terus terjaga sampai pertemuan berikutnya. Mari kita terus melangkah, belajar, dan tumbuh bersama 🤝



Jumat, 12 September 2025

Peningkatan Kompetensi Pemanfaatan Wayground

Menyelami Keseruan Seminar Peningkatan Kompetensi Pemanfaatan Wayground

Hari Kamis, 11 September 2025, menjadi momen yang penuh semangat di Ruang Riptaloka SKANESGA. Kami melaksanakan Seminar Peningkatan Kompetensi Pemanfaatan Wayground, sebuah kegiatan yang dirancang untuk memperkenalkan Wayground sebagai platform pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, sekaligus mendukung peningkatan kualitas pembelajaran di kelas.

Acara ini berlangsung mulai pukul 13.00 hingga 15.00 WIB dan dihadiri oleh para guru yang antusias ingin mengenal lebih jauh tentang potensi Wayground. Suasana sejak awal terasa hangat—mulai dari sambutan hangat panitia hingga interaksi aktif para peserta.

Saya sendiri mendapat kesempatan untuk berbagi sebagai Wayground Super Trainer sekaligus Duta Teknologi Kemendikdasmen. Dengan penuh semangat, saya memaparkan bagaimana Wayground dapat dimanfaatkan untuk:

  1. Membuat pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan.
  2. Memberikan ruang kolaborasi antara guru dan siswa.
  3. Menghadirkan pengalaman belajar yang sesuai dengan perkembangan teknologi pendidikan masa kini.

Yang membuat acara ini semakin seru adalah adanya praktik langsung. Para peserta tidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga mencoba fitur-fitur Wayground, berdiskusi, dan berbagi ide kreatif tentang bagaimana mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran mereka. Tawa, rasa penasaran, dan semangat belajar bersama benar-benar terasa sepanjang kegiatan.

Tak ketinggalan, peserta juga mendapatkan sertifikat 16 JP dari Wayground dan Kemendikdasmen—sebagai bukti nyata keseriusan mereka dalam meningkatkan kompetensi.

Seminar ini bukan sekadar acara berbagi ilmu, tetapi juga menjadi ruang untuk saling menginspirasi. Dari sini, saya semakin yakin bahwa teknologi seperti Wayground bisa menjadi jembatan untuk menghadirkan pembelajaran yang tidak hanya efektif, tetapi juga menyenangkan bagi siswa.

Semoga kegiatan ini menjadi awal dari semakin banyaknya inovasi pembelajaran yang lahir dari ruang-ruang kelas kita. Terima kasih untuk semua peserta yang sudah hadir dan berpartisipasi aktif. Sampai jumpa di kegiatan inspiratif berikutnya! 🌟

Selasa, 19 Agustus 2025

Sosialisasi Rumdik bersama Dutek, Kapten dan Co Kapten Region 6 #Hari Ke-1


Mengetuk Pintu Rumah Pendidikan: Catatan Perjalanan di Surabaya

Hari Pertama: Pembukaan dan Diskusi Panel

Kegiatan Sosialisasi Rumah Pendidikan di Surabaya resmi dimulai dengan rangkaian sambutan hangat: arahan dari Kepala Pusdatin, sambutan Kepala Dinas Provinsi Jawa Timur yang diwakili oleh Dr. Mustaqim, S.S., M.S.I. (Kepala UPT Tekkomdik Jawa Timur), serta pembukaan resmi oleh Kepala BBGTK Jatim, Dr. Abu Khaer, M.Pd.

Setelah pembukaan, acara berlanjut pada diskusi panel bertema “Kolaborasi dan Dukungan Komunitas dalam Digitalisasi Pembelajaran”. Panel ini menghadirkan lima narasumber dengan perspektif yang kaya:

Dr. Muzaki, S.Pd., M.S.I. (BBGP Jatim)
Menekankan bahwa digitalisasi pembelajaran bukan hanya soal perangkat, tapi juga bagaimana guru mampu beradaptasi dengan mindset baru. Komunitas guru menjadi pusat pertukaran praktik baik.

Darmadi, S.Pd., M.Pd. (BBGTK Jateng)
Mengangkat pentingnya keberlanjutan program. Menurutnya, dukungan komunitas adalah jembatan agar inovasi tidak berhenti hanya sebagai proyek, melainkan menjadi budaya di sekolah.

Lale Sri Lastantun, S.Sos., M.M. (BGTK NTB)
Membagikan pengalaman dari NTB bahwa tantangan terbesar bukan sekadar teknologi, tetapi membangun rasa percaya diri guru. Kolaborasi lintas daerah menjadi kekuatan dalam menumbuhkan motivasi bersama.

Sri Yuliyanti, M.Pd. (BGTK Sumatera Barat)
Menekankan peran komunitas lokal yang sudah terbukti mampu menjadi penggerak. Menurutnya, Rumah Pendidikan harus bisa merangkul komunitas sebagai mitra strategis.

Dr. Ohorella Erma, M.Ikom. (BBGTK Sumatera Selatan)
Memberikan perspektif komunikasi publik: digitalisasi pembelajaran tidak boleh elitis, melainkan harus dekat dengan bahasa sehari-hari guru. Edukasi berbasis komunitas adalah kunci.

Diskusi berlangsung penuh inspirasi, dengan benang merah bahwa kolaborasi dan komunitas adalah kunci sukses digitalisasi pembelajaran.

Hari pertama kemudian ditutup dengan penjelasan teknis dan kesepakatan kegiatan bersama panitia, yang semakin menegaskan semangat kebersamaan sejak awal.

Rabu, 02 Juli 2025

TOT Wayground Super Trainer 2025 Batch II #sesi-2

Hari Kedua TOT Wayground Supertrainer: Menyelami Dunia Pembelajaran Interaktif

Selasa malam, 2 Juli 2025, para peserta TOT Wayground Supertrainer kembali berkumpul secara daring untuk mengikuti sesi ke-2 yang penuh dengan eksplorasi fitur-fitur unggulan Wayground. Dipandu dengan apik oleh Kak Winda Winata sebagai moderator, sesi ini sukses menyuguhkan materi teknis yang aplikatif dan menginspirasi!

👩‍🏫 Pemateri 1: Khairani Harahap – UPT SDN 060817 Medan
Dengan penuh semangat, Kak Khairani mengajak peserta menyelami fitur-fitur kreatif dalam Wayground, terutama yang mendukung pembuatan asesmen dan pembelajaran interaktif.
Beberapa hal yang dieksplorasi:
  1. Menyusun soal dengan berbagai tipe pertanyaan
  2. Memainkan game edukatif dengan pertanyaan berbeda-beda
  3. Membuat dan memanfaatkan video interaktif
  4. Eksplorasi fitur passage dan flashcard sebagai sarana belajar mandiri

Para peserta diajak langsung mencoba, bereksperimen, dan bahkan tertantang untuk membuat asesmen yang memancing rasa ingin tahu siswa.

🎮 Pemateri 2: Dyah Anggoro Ratri – SMP Al Kautsar Bintaro
Sesi kedua dilanjutkan dengan Kak Dyah yang membawakan topik eksploratif seputar game dan mode pembelajaran dalam Wayground.
Topik-topik yang dibahas antara lain:
  1. Eksplorasi Game dan Session Modes
  2. Fitur Host Setting untuk mengatur pengalaman belajar
  3. Mode Live Session dan Homework
  4. Pemanfaatan Class & Accommodation
  5. Fitur Laporan hasil belajar secara otomatis dan real-time

Materi dari Kak Dyah membuka mata peserta akan pentingnya desain pengalaman belajar yang fleksibel, menyenangkan, sekaligus terdokumentasi dengan baik.

🔥 Keseruan Tanpa Batas

Sesi malam ini bukan hanya memperkenalkan fitur, tetapi juga menghidupkan kembali semangat guru-guru untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Peserta pun antusias memberikan tanggapan, bertanya, dan mencoba langsung berbagai fitur yang dikenalkan.

TOT Wayground Supertrainer tidak hanya membekali pengetahuan teknis, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan diri guru sebagai pemimpin pembelajaran digital.

Selasa, 01 Juli 2025

TOT Wayground Super Trainer 2025 Batch II #sesi-1

TOT Wayground Supertrainer: Membangun Kompetensi Digital Guru Hebat Indonesia

Quizizz telah bertransformasi menjadi Wayground. Dengan nama baru, fitur-fitur di dalamnya tidak berubah, tetap menjadi platform andalan bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan interaktif.

Selama tiga hari penuh semangat, mulai 1–3 Juli 2025, para pendidik terpilih dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti kegiatan Training of Trainers (TOT) Wayground Supertrainer, sebuah program penguatan kapasitas yang dirancang untuk mencetak agen perubahan di bidang pembelajaran digital berbasis platform Wayground.


Kegiatan ini dilaksanakan secara daring setiap malam pukul 19.00 – 21.00 WIB, menghadirkan para narasumber inspiratif dan praktisi pendidikan yang telah membuktikan kiprahnya dalam dunia pendidikan digital.

🔰 Hari Pertama: Membuka Gerbang Transformasi Digital

Sesi perdana dibuka dengan hangat oleh Ayu Pratiwi selaku moderator yang mengatur alur kegiatan dengan cermat dan penuh semangat.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Umar Abdul Aziz, selaku Head of Community Wayground, yang menyampaikan pentingnya kolaborasi dan transformasi guru dalam menghadapi tantangan zaman. Beliau menekankan bahwa Wayground bukan sekadar platform, tetapi ekosistem pembelajaran yang membebaskan guru untuk berkreasi, berbagi, dan berkembang.

Materi inti pada sesi ini dibawakan oleh Febryanto Boney, seorang guru inspiratif dari SMP Kalam Kudus Bone, yang membawa para peserta menyelami pemanfaatan Wayground secara menyeluruh.
Beberapa topik yang dibahas di antaranya:

📌 Membuat akun Wayground (terintegrasi dengan akun belajar.id)
⚙️ Pengaturan akun untuk memaksimalkan fitur
🔍 Eksplorasi konten pembelajaran yang relevan dan interaktif
📝 Menyalin dan mengedit konten sesuai kebutuhan masing-masing guru
📚 Menjelajahi Perpustakaan Umum sebagai sumber inspirasi
🚀 Fitur teleportasi, menjelajah ke ruang-ruang belajar lain secara instan

Para peserta begitu antusias mengikuti praktik langsung dalam setiap sesi, didampingi narasumber secara teknis dan strategis. Sesi ini menjadi momentum awal yang sangat penting untuk membangun pemahaman dasar penggunaan Wayground.

👥 Para Narasumber Hebat di Balik TOT

Selama TOT berlangsung, para peserta juga akan berkesempatan belajar langsung dari narasumber-narasumber luar biasa, yaitu:
  1. Umar Abdul Aziz – Head of Community, Wayground
  2. Febryanto Boney – SMP Kalam Kudus Bone
  3. Khairani Harahap – UPT SDN 060817 Medan
  4. Dyah Anggoro Ratri – SMP Al Kautsar Bintaro
  5. Linda Haerunnisa – SDN Gambir 01 Pagi, Jakarta Pusat

Masing-masing narasumber akan membawakan sesi berbasis praktik dan inspirasi, untuk mempersiapkan para calon Supertrainer menjadi penggerak pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran di satuan pendidikan masing-masing.

🎯 Misi Besar di Balik TOT

TOT Wayground Supertrainer bukan sekadar pelatihan teknis, tapi juga gerakan pembelajaran. Di akhir rangkaian nanti, peserta diharapkan mampu:

  1. Menjadi fasilitator bagi guru-guru lain di wilayahnya
  2. Mengembangkan komunitas belajar digital berbasis Wayground
  3. Membagikan praktik baik dan konten yang kontekstual untuk siswa di Indonesia

✨ Penutup

Dengan semangat kolaborasi dan komitmen tinggi, kegiatan TOT Wayground Supertrainer ini diharapkan melahirkan para pendidik pelopor transformasi digital. Terima kasih kepada para narasumber, moderator, dan seluruh peserta yang telah menyatukan energi untuk menjadikan teknologi sebagai sahabat dalam pembelajaran.

Selamat menjalani hari-hari selanjutnya dalam TOT ini! Mari bertransformasi dan menjadi Supertrainer yang menginspirasi!

Senin, 16 Juni 2025

Catatan Saya dari Workshop di SMANCA

Belajar Bersama AI: Catatan Saya dari Workshop di SMA Negeri Cangkringan

Senin pagi, 16 Juni 2025, saya mendapatkan kesempatan istimewa untuk berbagi dan belajar bersama rekan-rekan guru serta karyawan SMA Negeri Cangkringan dalam Workshop Artificial Intelligence (AI). Saya hadir sebagai narasumber, membawa semangat kolaborasi, kreativitas, dan tentu saja, rasa penasaran yang sama besar dengan peserta: bagaimana AI bisa menjadi sahabat baru dalam dunia pembelajaran.

Kegiatan ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB dan dibuka secara resmi oleh Plh Kepala Sekolah, Bapak Rahmad Budiyono, S.Pd., yang menyampaikan pentingnya kesiapan guru menyambut era baru teknologi dalam pendidikan, terutama dalam menyikapi kehadiran AI sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Suatu kehormatan bagi saya bisa berada di tengah komunitas pendidikan yang terbuka dan antusias seperti ini.

Membuka Wawasan Lewat Refleksi Awal

Workshop saya mulai dengan survey pengetahuan awal peserta tentang AI menggunakan mentimeter. Pertanyaan sederhana: “Apa yang Anda ketahui tentang AI?” dan “Sudahkah Anda memanfaatkannya dalam pembelajaran?” membuka ruang diskusi yang menarik. Jawaban-jawaban yang muncul menunjukkan beragam pengalaman—dari yang belum pernah menyentuh AI sama sekali, hingga yang sudah mencoba eksplorasi kecil lewat aplikasi ChatGPT atau Canva.

Menghubungkan AI dengan Dunia Guru

Selanjutnya saya menyampaikan pengantar mengenai AI, bagaimana prinsip kerjanya, serta potensinya dalam mendukung guru: dari merancang materi, membuat asesmen, hingga menciptakan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan kontekstual.

Bagian yang paling saya nikmati adalah saat kami bersama-sama menyusun rencana pembelajaran dan asesmen berbasis AI. Melihat peserta mulai menyusun ide-ide yang konkret, saya merasa bahwa AI bukanlah sesuatu yang “jauh dan rumit”, melainkan bisa menjadi alat yang memperkuat kreativitas guru.

Prompt dan Praktik: Menciptakan Video AI

Suasana makin semarak saat kami mulai mengenal dunia prompt—cara memberi instruksi kepada AI agar bisa menghasilkan konten kreatif, khususnya video edukatif. Saya mengenalkan Google Veo2, sebuah platform AI dari Google yang memungkinkan pengguna membuat video hanya dengan mengetikkan deskripsi.

Peserta tampak antusias mencoba sendiri membuat video sederhana berdasarkan materi pelajaran yang mereka ajarkan. Beberapa bahkan langsung berencana menggunakan video buatan mereka untuk pembelajaran tahun ajaran baru mendatang!

Refleksi Penuh Semangat

Di akhir sesi, kami melakukan refleksi bersama. Banyak peserta menyampaikan rasa senangnya karena ternyata AI tidak serumit yang dibayangkan. Ada pula yang merasa lebih percaya diri untuk mulai bereksperimen di kelas.

“Baru pertama kali praktik langsung bikin video pakai AI. Ternyata menyenangkan dan mudah dipahami! Terima kasih Bu Rini atas bimbingannya,” ungkap salah satu guru peserta.

“Ternyata belajar AI itu menyenangkan dan tidak sesulit yang saya bayangkan. Terima kasih, Bu Rini, sudah membimbing dengan sabar dan menyenangkan,” kata salah satu peserta lain yang membuat saya sangat terharu.

Penutup: AI untuk Kolaborasi dan Kemajuan

Bagi saya, workshop ini bukan hanya soal mengenalkan teknologi, tapi tentang membangun keberanian dan semangat belajar bersama. Saya percaya, AI bukan untuk menggantikan guru, tetapi justru untuk memberdayakan guru agar bisa menghadirkan pembelajaran yang lebih relevan dan bermakna.


Melalui workshop ini, SMA Negeri Cangkringan menunjukkan komitmennya untuk terus belajar dan beradaptasi dengan teknologi terkini. Semoga kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan sebagai bentuk nyata pengembangan profesionalisme guru di era digital.

Terima kasih kepada keluarga besar SMA Negeri Cangkringan atas sambutan hangat dan semangat luar biasa. Semoga semangat kolaboratif ini terus tumbuh dan menginspirasi sekolah-sekolah lainnya.

Rabu, 23 April 2025

Webinar Series#4 Balai Tekkomdik 2025

AI untuk Pembelajaran Mendalam: Refleksi Saya dari Webinar Series #4 Balai Tekkomdik DIY

Tanggal 23 April 2025 menjadi salah satu momen berharga dalam perjalanan saya sebagai pendidik sekaligus Duta Teknologi. Pada hari itu, saya mendapatkan kehormatan menjadi salah satu narasumber dalam Webinar Series #4 yang diselenggarakan oleh Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (Balai Tekkomdik) DIY, dengan tema “AI untuk Mendukung Pembelajaran Mendalam”.

Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui Google Meet dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Jogja Belajar. Saya berbagi panggung virtual dengan rekan sesama Duta Teknologi DIY yang luar biasa, Yovita Della Carolina, yang turut memperkaya diskusi dengan pengalaman dan praktik baik dari kelasnya.

Mengajak Guru Melampaui Sekadar Teknologi

Dalam sesi saya, saya mengangkat pertanyaan utama:
"Apakah AI hanya sekadar alat bantu, atau bisa menjadi jembatan menuju pembelajaran yang lebih bermakna?"

Melalui pemaparan saya, saya mencoba membingkai Artificial Intelligence (AI) bukan hanya sebagai teknologi canggih yang memukau, tetapi sebagai alat yang dapat digunakan guru untuk memperdalam pemahaman siswa, memfasilitasi refleksi, dan merancang pembelajaran yang lebih kontekstual dan personal.

Saya membagikan beberapa praktik yang saya lakukan di kelas Seni Budaya, seperti penggunaan AI generatif untuk membuat video pembelajaran berbasis minat siswa, serta memanfaatkan AI untuk membantu menganalisis hasil refleksi siswa dan mengembangkan umpan balik yang lebih tepat sasaran.

Deep Learning Bukan Sekadar Mendalam, Tapi Membumi

Diskusi kami berkembang ke arah bagaimana AI bisa mendukung pendekatan deep learning, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa untuk:
  1. mengaitkan pengetahuan dengan pengalaman,
  2. berpikir kritis dan reflektif,
  3. membangun makna secara aktif,
  4. dan merasakan relevansi antara pelajaran dan dunia nyata.

Saya menekankan bahwa teknologi hanyalah kendaraan, sedangkan nilai-nilai kemanusiaan dan kedekatan guru-siswa tetap menjadi pengemudinya.

Interaksi Virtual yang Hangat dan Penuh Gagasan

Walaupun webinar ini dilaksanakan secara daring, interaksinya tetap terasa hangat. Pertanyaan-pertanyaan dari peserta menggambarkan semangat yang tinggi untuk menjelajahi dunia AI dalam pendidikan:

“Bagaimana memulai integrasi AI dalam pembelajaran tanpa harus ahli teknologi?”
“Apakah AI bisa membantu asesmen yang lebih mendalam dan humanis?”
“Bagaimana menghindari ketergantungan dan tetap menjaga peran aktif guru?”

Diskusi bersama Mbak Yovita juga sangat memperkaya. Beliau menampilkan praktik integrasi AI dari sudut pandang guru mata pelajaran eksakta, yang melengkapi pendekatan saya dari sisi seni dan humaniora.

Membangun Masa Depan, Mulai dari Sekarang

Saya menutup sesi dengan pesan sederhana tapi penting:
AI tidak menggantikan guru. Tapi guru yang terbuka pada pembelajaran baru—dan yang bisa memanfaatkan teknologi untuk menguatkan esensi pendidikan—akan menjadi agen perubahan sejati.

Terima kasih kepada Balai Tekkomdik DIY yang telah menyediakan ruang pembelajaran terbuka, inklusif, dan kolaboratif ini. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut, mendorong ekosistem pendidikan yang cerdas secara teknologi dan hangat secara nilai.
Mari terus belajar, tumbuh, dan menciptakan makna di tengah tantangan zaman.

Jumat, 31 Januari 2025

Teater (Part 5)

UNSUR, NILAI DAN FUNGSI

SENI TEATER


A. Unsur Teater

Unsur yang ada di dalam seni teater dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Unsur Internal

Unsur internal ini adalah unsur yang menyangkut mengenai keberlangsungan pementasan dalam suatu teater. Tanpa adanya unsur internal internal maka tidak akan terdapat suatu pementasan teater. Oleh sebab itu, unsur internal dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan teater. Unsur internal ini sebagai berikut:

a. Naskah atau Skenario
Naskah atau juga Skenario berisi kisah itu dengan nama tokoh serta dialog nantinya akan dipentaskan. Naskah ini menjadi salah satu penunjang yang menyatukan segala macam unsur yang ada diantaranya pentas, pemain, kostum dan sutradara.

b. Pemain
Pemain adalah salah satu unsur yang paling penting di dalam sebuah pertunjukan teater. Pemain memiliki peran di dalam menghasilkan beberapa unsur lain, ialah seperti unsur suara serta gerak. Terdapat tiga jenis pemain, di antaranya peran utama (protagonis/antagonis), peran pembantu serta juga peran tambahan atau figuran. Di dalam film atau juga sinetron, pemain ini biasanya disebut juga dengan Aktris untuk perempuan, serta Aktor untuk laki-laki.

c. Sutradara
Sutradara ini adalah salah satu unsur yang paling sentral, disebabkan karna sutradara ini ialah orang yang memimpin serta juga mengatur sebuah teknik pembuatan atau juga pementasan teater. Sutradara ini menjadi otak dari alur dari sebuah cerita, misalnya seperti ialah menciptakan ide atau pemikiran mengenai pentas yang nanti akan digunakan mengarahkan semua aktor, membedah naskah, serta lain sebagainya.

d. Pentas
Pentas ini merupakan salah satu unsur yang mampu untuk bisa atau dapat menghadirkan nilai estetika dari sebuah pertunjukan. Selain dari itu, pentas tersebut menjadi unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya itu terdapat tata lampu, properti, serta juga beberapa dekorasi lain yang berkenaan dengan suatu pentas.

e. Properti
Properti ini ialah sebuah perlengkapan yang diperlukan di dalam pementasan teater, seperti kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, serta lain sebagainya.

f. Penataan (Tim Artistik)
Seluruh pekerja yang terkait itu dengan pementasan teater, antara lain sebagai berikut:
1) Tata rias ini merupakan cara mendandani pemain di dalam memerankan tokoh teater supaya lebih sesuai itu dengan karakter yang akan diperankan;
2) Tata busana ini ialah pengaturan pakaian pemain supaya mendukung keadaan yang menghendaki. Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan itu tentu akan berbeda dengan pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah tangga;
3) Tata lampu ini ialah pencahayaan di panggung;
4) Tata suara ini ialah pengaturan pengeras suara.


2. Unsur Eksternal

Unsur eksternal merupakan unsur selanjutanya yang mengurus mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal yang akan dibutuhkan atau diperlukan di dalam sebuah pementasan. Unsur eksternal ini di antaranya sebagai berikut:

a. Staf Produksi
Staf produksi ini merupakan sekelompok tim atau individual yang berkenaan itu dengan pimpinan produksi sampai seluruh bagian yang terdapt di bawahnya. Adapun tugas dari tiap-tiap dari mereka di antaranya sebagai berikut:
1) Produser/pimpinan produksi;
2) Mengurus semua hal tentang produksi;
3) Menetapkan anggaran biaya, fasilitas, program kerja personal (petugas), dan lain sebagainya.

b. Stage Manager
Tugas dari stage manager di antaranya sebagai berikut:
1) Pemimpin dan penanggung jawab panggung;
2) Membantu sutradara.

c. Desainer
Tugas dari desainer di antaranya sebagai berikut:
1) Menyiapkan segala macam aspek visual yang menyangkut, seperti menyiapkan properti.
2) Mengatur suasana atau juga tempat atau pun juga perlengkapan kostum, tata lampu pementasan, serta juga pencahayaan, serta perlengkapan pendukung lainnya seperti, audio.

d. Crew
Crew ini ialah pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, di antaranya sebagai berikut:
1) Bagian pentas/tempat;
2) Bagian tata lampu (lighting);
3) Bagian perlengkapan serta tata musik;


B. Nilai dan Konsep dalam Seni Teater

Nilai dan konsep yang ada di dalam seni teater ini sebagai berikut:
1. Nilai Seni Teater
Dalam pementasan sebuh teater banyak nilai yang dapat atau bisa diserap oleh penikmatnya. Nilai-nilai yang terkandung di dalam seni teater antara lain:

a. Nilai didik; Nilai-nilai yang menjadi landasan falsafah hidup, seperti nilai saling menhargai dan menghormati

b. Nilai sejarah; nilai yang membantu penonton mengenali dan mengetahui peristiwa dan sejarah masa lalu

c. Nilai budaya; Nilai budaya yang biasanya ditonjolkan dalam sebuah teater meliputi perilaku dramatis yang menggambarkan adat istiadat, perilaku, dan kebiasaan-kebiasaan hidup manusia di suatu daerah yang menjadi ciri khas daerah tersebut.

d. Nilai religius. Tersampaikan kepada penonton melalui pertunjukan yang menggambarkan kehidupan beragam dan erat hubungannya dengan peningkatan kepercayaan terhadap Tuhan

2. Konsep Seni Teater

Konsep dasar dari seni teater terdiri atas dua aspek, di antaranya aspek apresiasi dan kreasi. Namun, disebabkan karna keterbatasan SDM aspek yang lebih sering diajarkan berhubung dengan aspek apresiasi yang seharusnya aspek kreasi ini lebih dikedepankan.

Seni teater meliputi keterampilan olah pikir, olah rasa, olah suara dan olah tubuh, yang di dalam pementasannya tersebut memadukan seni peran, seni rupa, seni gerak,seni sastra, seni tari, dan seni musik.

C. Fungsi Seni Teater

1. Seni Teater Sebagai Ritual atau Upacara
Di dalam fungsi ritualnya, suatu peristiwa teater menjadi ajang penjelasan, penghayatan dan pengukuhan nilai-nilai kepercayaan atau agama yang dianut oleh masyarakat yang melaksanakannya. Sampai sekarang pada berbagai teater etnik unsur-unsur upacara tetap menonjol dengan dibicarakannya mantra-mantra, disediakannya sajen serta tindak upacara yang dilakukan baik oleh dalang maupun oleh pihak lain yang tidak terlibat langsung dalam pertunjukan.

2. Seni Teater Sebagai Seni atau Estetik
Di dalam peristiwa teater suatu masyarakat bukan saja mengungkapkan pikiran, perasaan, kecemasan, harapan dan sebagainya, akan tetapi juga menikmati bentuk-bentuk pengungkapan itu. Dalam peristiwa seperti itu, suatu masyarakat tidak hanya merasa puas dengan telah dapat mengungkapkan pengalamannya, akan tetapi mereka juga merasa puas atau tidak puas dalam hubungan dengan bentuk-bentuk ungkapan yang mereka gunakan.

3. Seni Teater Sebagai Hiburan
Dalam hubungan ini seni teater memenuhi keperluan masyarakat akan pengalaman yang berbeda dengan pengalaman mereka sehari-hari. Bahkan kadang-kadang memenuhi keperluan bagi masyarakat yang ingin melepaskan diri atau melarikan diri dari persoalan kehidupan mereka sehari-hari.

4. Seni Teater Sebagai Media Pendidikan
Teater ialah seni kolektif, di dalam artian teater ini tidak dikerjakan dengan secara individual. Melainkan untuk mewujudkannya itu kemudian diperlukan kerja tim yang harmonis. Apabila suatu teater ini dipentaskan, diharapkan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis serta juga pemain itu tersampaikan kepada banyak penonton. Dengan melalui pertunjukan tersebut biasanya manusia kemudian akan lebih mudah mengerti nilai baik buruk kehidupan apabila dibandingkan itu hanya membaca lewat sebuah cerita.

5. Seni Teater Sebagai Media Ekspresi 
Teater ini ialah salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku serta dialog. Berbeda dengan seni musik yang menitikberatkan pada aspek suara serta juga seni tari yang menitikberatkan pada keselarasan gerak serta juga irama. Di dalam praktiknya, Seniman teater tersebut kemudian akan mengekspresikan seninya di dalam bentuk gerakan tubuh serta juga ucapan-ucapan.

Jumat, 24 Januari 2025

Webinar Kombel Sahabat PembaTIK DIY

Menemukan Makna Baru dalam Pembelajaran: Catatan Saya dari Webinar “Personalisasi Pembelajaran dengan Deep Learning”


Di tengah arus perubahan pendidikan yang terus berkembang, saya merasa sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari sebuah ruang belajar yang terbuka dan bermakna—Webinar Praktik Baik bertema “Personalisasi Pembelajaran dengan Deep Learning: Sebuah Pendekatan Baru” yang diselenggarakan oleh Komunitas Belajar Sahabat PembaTIK DIY pada tanggal 22 dan 24 Januari 2025.

Saya bergabung sebagai salah satu narasumber bersama empat rekan Duta Teknologi DIY lainnya, dalam kegiatan daring yang disiarkan melalui Google Meet dan live streaming YouTube Sahabat PembaTIK DIY. Meski dilakukan secara virtual, semangat belajar dan berbagi terasa sangat kuat.

Menjawab Tantangan: Bagaimana Membuat Pembelajaran Lebih Bermakna dan Personal?

Dalam sesi saya, saya mengangkat topik yang sejak lama menjadi perhatian saya sebagai guru: bagaimana kita bisa menghadirkan pembelajaran yang benar-benar menyentuh kebutuhan dan potensi setiap siswa?

Saya memulai dengan refleksi sederhana: kita hidup di zaman di mana akses informasi sangat luas, namun tidak semua siswa merasa "dikenali" dalam proses belajar. Di sinilah pendekatan deep learning dan personalisasi pembelajaran menjadi sangat penting.

Personalisasi Bukan Sekadar Diferensiasi

Saya mencoba menjelaskan bahwa personalisasi pembelajaran bukan sekadar membedakan tugas untuk siswa cepat dan lambat, tetapi lebih dalam dari itu: bagaimana kita mengenali minat, gaya belajar, latar belakang, dan tujuan belajar tiap siswa, lalu merancang pengalaman belajar yang sesuai.

Melalui pendekatan deep learning, kita mengajak siswa tidak hanya mengingat, tapi juga memahami, mengaitkan, dan merefleksikan. Saya membagikan beberapa praktik sederhana yang saya lakukan di kelas seni budaya, mulai dari proyek berbasis minat, refleksi kreatif, hingga integrasi teknologi seperti AI untuk memperkaya pemahaman siswa.

Kolaborasi yang Menguatkan

Yang paling mengesankan bagi saya dalam webinar ini adalah semangat kolaborasi antar Duta Teknologi DIY. Masing-masing narasumber membawa warna yang berbeda: ada yang membagikan praktik baik di mata pelajaran eksak, ada yang menyampaikan tentang teknologi pendukung, dan ada pula yang fokus pada pemanfaatan media interaktif.

Diskusi dengan peserta berlangsung aktif. Banyak guru bertanya bagaimana mengawali personalisasi di kelas yang jumlah siswanya banyak, atau bagaimana mengatur waktu untuk refleksi tanpa mengorbankan target kurikulum. Pertanyaan-pertanyaan ini menguatkan bahwa kita semua sedang dalam proses belajar yang sama.

Dampak Sebuah Webinar

Melalui live chat YouTube dan Google Meet, saya membaca banyak komentar yang penuh semangat:

“Terima kasih Bu Rini, jadi paham bahwa personalisasi itu bukan hanya membedakan tugas.”
“Terinspirasi dengan pendekatan deep learning yang tidak hanya teoritis.”
“Bisa dicoba langsung di kelas minggu depan!”

Bagi saya, itu adalah momen yang menguatkan: bahwa webinar ini bukan hanya sebuah sesi daring, tapi juga ruang tumbuh bersama.

Menutup dengan Harapan

Saya menutup sesi saya dengan keyakinan bahwa setiap guru bisa memulai personalisasi pembelajaran, dari langkah-langkah kecil: mengenal murid lebih dalam, memberi ruang untuk suara mereka, dan menghadirkan pembelajaran yang bermakna.

Terima kasih untuk Komunitas Belajar Sahabat PembaTIK DIY atas kesempatan luar biasa ini. Semoga kolaborasi, semangat, dan praktik baik seperti ini terus berlanjut, membentuk ekosistem pendidikan yang lebih manusiawi, reflektif, dan relevan.

Kamis, 23 Januari 2025

Teater (Part 4)

JENIS-JENIS TEATER


A. Jenis Teater Menurut Perkembangannya

1. Seni Teater Tradisional

Teater tradisi banyak mengungkap wacana kearifan lokal, sehingga merupakan sarana pewarisan ilmu hidup atau nilai-nilai kebaikan. Teater bisa menghibur sekaligus berperan sebagai wadah pendidikan moral masyarakat. Teater menjadi sendi penting di dalam membangun harmoni kehidupan bersama, termasuk membiasakan berdampingan dengan orang lain di lapangan yang berbeda suku, bahasa, adat istiadat dan agama saat menonton.

Teater tradisi tidak memisahkan antara pelaku dan penonton. Batasnya dikaburkan, sehingga sewaktu-waktu penonton langsung bisa menjadi bagian dari tontonan. Teater tradisi lekat pada ritual, adat, kebiasaan dan kebudayaan lokal (termasuk bahasa daerah). Kehidupannya masih bertaut pada konsep paguyuban atau kekeluargaan yang direkat oleh semangat gotong royong. Dalam teater tradisi, seni laku, tari, musik dan seni suara masih bersinergis saling melengkapi.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya jika teater tradisional dibedakan menjadi beberapa jenis. Dimana setiap jenis teater tradisional tersebut memiliki pengertian yang berbeda-beda. Setidaknya ada tiga jenis teater tradisional, mulai dari teater rakyat, teater klasik dan teater transisi.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis teater tradisional tersebut.
a. Teater Rakyat

Teater rakyat adalah salah satu jenis teater tradisional. Teater rakyat bisa diartikan sebagai seni tari yang berkembang di wilayah Nusantara. Dimana setiap daerah memiliki jenis teater rakyat dengan ciri khas yang berbeda.
Jenis teater tradisional ini juga memiliki sifat yang lebih sederhana, spontan serta diisi dengan improvisasi guna menyatukan sesuai kebutuhan masyarakat. Contoh dari jenis teater tradisional ini adalah seperti Makyong dari riau, Jemblung dari Jawa Tengah, Kethoprak dari DIY, Drama Gong dari Bali, Randai dari Minangkabau, Mamanda dari Kalimantan Selatan dan lain sebagainya.


b. Teater Klasik

Lalu ada juga jenis teater tradisional lainnya seperti teater klasik. Dimana jenis klasik ini bisa diartikan sebagai teater tradisional yang segala sesuatunya sudah diatur terlebih dahulu. Baik itu dari segi cerita, pelaku yang sudah melalui latihan, gedung pertunjukan yang memadai serta tidak menyatu dengan penonton.

Sebenarnya bentuk-bentuk teater klasik kerap kita temui, namun tak semua orang tahu akan jenis teater tersebut. Sebagai contohnya adalah seperti wayang orang, wayang kulit, wayang golek dan lain sebagainya.

c. Teater Transisi

Ada juga teater transisi yang memiliki sumber dari teater tradisional namun gaya penyajiannya sudah mulai dipengaruhi oleh jenis teater barat. Sebagai contoh adalah komedi Istambul dan sandiwara Dardanella.

2. Seni Teater Modern

Teater modern mengambil pola barat sebagai referensi. Teater dipisahkan dari tari, seni suara dan musik. Kehadirannya adalah bagian dari produk kesenian yang menuju pada industri. Bentuk teater modern Indonesia yaitu teater modern konvensional, teater modern dengan pembaharuan dan teater modern kontemporer.

Teater modern yang konvensional menggunakan konsep, pola dasar, teknik dan penyajiannya tidak berubah dari teater barat hanya disesuaikan dengan alam dan menggunakan bahasa Indonesia. Teater modern dengan pembaharuan adalah teater yang mencoba memasukan unsur-unsur teater tradisional sebagai suatu gaya dalam pementasannya.

Seniman-seniman teater mulai mempertanyakan teater modern yang ada. Ada kesadaran baru yang dirasakan bahwa teater modern konvensional masih belum mantap sebagai teater nasional. Masyarakat teater Indonesia sadar bahwa di dalam dirinya ada teater tradisional yang harus dipertahankan. Adapun yang ketiga adalah teater modern yang kontemporer, yaitu teater yang mencoba mendobrak teater konvensional dan teater pembaruan. Seniman mencoba memadukan unsur-unsur yang ada di dunia untuk kepentingan teater.

B. Jenis Teater Menurut Bentuknya

Adapun jenis dari seni teater ini di antaranya sebagai berikut:
1. Teater Boneka

Pertunjukan boneka ini sudah atau telah dilakukan sejak Zaman Kuno. Sisa dari peninggalannya itu ditemukan di makam-makam seperti India Kuno, Mesir, serta Yunani. Boneka ini sering digunakan di dalam menceritakan legenda atau juga kisah-kisah yang sifatnya itu religius (keagamaan). Segala macam jenis boneka dimainkan itu dengan cara yang berbeda.

Boneka tangan ini dipakai oleh tangan sementara untuk boneka tongkat itu digerakkan itu dengan tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette atau juga boneka tali digerakkan dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka tersebut diikatkan.

Selain dari itu, contoh dari teater boneka yang cukup populer ialah pada pertujukan wayang kulit. Di dalam pertunjukan wayang kulit, wayang ini dimainkan di belakang layar tipis serta sinar lampu tersebut menciptakan bayangan wayang di layar. Penonton wanita duduk itu kemudian di depan layar, dan menonton bayangannya itu. Sedangkan untuk penonton pria duduk di belakang layar serta juga menonton wayang dengan secara langsung.

Selanjutnya, pertujukan Boneka Bunraku berasal dari Jepang itu mampu untuk melakukan banyak sekali gerakan sehingga kemudian diperlukan tiga dalang untuk dapat atau bisa menggerakkannya. Dalang kemudian berpakaian hitam serta duduk persis di depan penonton. Dalang utama kemudian mengendalikan kepala serta juga lengan kanan. Para pencerita bernyanyi serta melantunkan kisahnya.

2. Drama Musikal

Lakon musikal adalah jenis pertunjukan yang sebagian dialognya kadang dinyanyikan atau pada adegan tertentu peristiwanya menggunakan tarian yang diiringi dengan musik. Adegan tersebut tidak sekadar menampilkan tarian dan nyanyian saja, tetapi merupakan bagian peristiwa teater juga. Manurut N. Riantiarno (2011), dalam musikal, lagu dan musik adalah ekspresi utama dari emosi karakter.

Drama musikal ini adalah pertunjukan teater yang menggabungkan antara seni tari, musik, serta juga seni peran. Drama musikal ini lebih mengedepankan tiga unsur itu apabila dibandingkan dialog para pemainnya. Kualitas dari pemainnya itu tidak hanya dinilai pada penghayatan karakter dengan melalui untaian kalimat yang diucapkan namun juga dengan melalui keharmonisan lagu serta gerak tari.

Disebut sebagai drama musikal disebabkan karna di dalam pertunjukannya yang menjadi latar belakangnya itu merupakan kombinasi antara gerak tari, alunan musik, serta juga tata pentas. Contoh lakon musikal yang terkenal sering digelar di Broadway, New York, di antaranya: Phantom of the Opera, Lion King, Cats, dan Miss Saigon

Drama musikal yang cukup tersohor yakni kabaret serta opera. Perbedaan dari keduanya ini terletak di jenis musik yang digunakan. Opera adalah jenis pertunjukan teater yang keseluruhan dialog para aktornya disampaikan dengan teknik menyanyi yang berkualitas dan diiringi dengan musik orkestra serta juga lagu yang dinyanyikan ialah disebut seriosa.

Yang termasuk lakon opera misalnya:

a. Aida karya Verdi Figaro, dan
b. The Flying Dutchman karya Mozart.
Sedangkan di dalam drama musikal kabaret, jenis musik serta lagu yang dinyanyikan bebas serta biasa saja.

 3. Teater Dramatik

Istilah dramatik ini digunakan untuk dapat menyebut pertunjukan teater yang dengan berdasarkan pada dramatika lakon yang dipentaskan. Di dalam teater dramatik, perubahan karakter dengan secara psikologis ini sangat diperhatikan. Situasi cerita serta latar belakang kejadian ini dibuat sedetil mungkin.

Rangkaian cerita di dalam teater dramatik ini mengikuti alur plot itu dengan ketat. Fokus pertujukan teater dramatik ialah menarik minat serta rasa penonton terhadap situasi cerita yang disajikan. Di dalam teater dramatik, laku aksi pemain ini sangat ditonjolkan.
Satu peristiwa atau kejadian berkaitan dengan peristiwa lain kemudian membentuk keseluruhan cerita. Karakter yang disajikan di atas pentas ini ialah karakter tanpa improvisatoris. Teater dramatik ini mencoba mementaskan cerita seperti halnya realita.

4. Teatrikalisasi Puisi

Teatrikalisasi puisi ini adalah pertunjukan teater yang dibuat dengan berdasarkan karya sastra puisi. Karya puisi yang biasanya ini hanya dibacakan, di dalam teatrikal puisi dicoba untuk kemudian diperankan di atas pentas. Disebabkan bahan dasarnya ialah puisi maka teatrikalisasi puisi ini lebih mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya memiliki sifat teatrikal. Tata panggung serta blocking dirancang itu sedemikian rupa untuk dapat menegaskan makna puisi yang dimaksud.

Untuk teatrikalisasi puisi ini akan memberikan kesempatan bagi para seniman supaya bisa atau dapat mengekspresikan seluruh ide kreativitasnya itu di dalam menerjemahkan atau mengartikan makna dari suatu puisi itu ke dalam tampilan dari suatu lakon serta juga tata artistik pada atas pentas.

5. Teater Gerak

Teater gerak ini adalah suatu pertunjukan teater yakni dengan unsur utamanya ialah gerak serta juga ekspresi wajah para pemainnya. Di dalam pementasannya, penggunaan dialog ini sangat minimal atau juga bahkan dihilangkan ialah seperti dalam pertunjukan pantomim klasik.

Seiring itu dengan perkembangannya, pemain teater ini bisa atau dapat bebas bergerak itu dengan mengikuti suasana hati (untuk khusus karakter tertentu) bahkan lepas dari karakter tokoh ini dasarnya untuk dapat menarik minat penikmat. Dari kebebasan ekspresi gerak inilah suatu gagasan mementaskan pertunjukan itu dengan berbasis gerak dengan secara mandiri muncul.

Teater gerak yang paling populer serta juga bertahan sampai saat ini disebut dengan pantomim. Merupakan sebuah pertunjukan yang sunyi ini disebabkan oleh karna tidak menggunakan suara, pantomim tersebut mencoba untuk mengungkapkan ekspresinya itu dengan melalui tingkah laku gerak serta juga mimik dari para pemainnya. Makna pesan yang hendak direalisasikan pada pertunjukkan itu dalam bentuk gerak.

C. Menurut Genre Lakonnya

Sejak awal perkembangan teater, sudah ada banyak jenis lakon. Berikut adalah sejumlah jenis lakon yang sudah terkenal sejak zaman Yunani Kuno sampai pada abad modern saat ini.
1. Tragedi
Lakon tragedi merupakan kisah yang bukan saja menampilkan alur cerita kesedihan, tetapi juga mengguncang jiwa penonton. Penonton mengalami kengerian sekaligus merasakan belas kasihan. Melalui lakon tragedi ini, menurut Rendra (1993), penonton merasa menyadari betapa kecil dan rapuhnya jiwa manusia di hadapan kedahsyatan suratan takdir. Lakon jenis tragedi umumnya akan merangsang penonton mengalami penjernihan jiwa (katarsis). Berikut adalah beberapa lakon tragedi karya dramawan terkenal.

a. Trilogi Oedipus, yaitu Oedipus Sang Raja, Oedipus di Kolonus, dan Antigone karya Sophocles;
b. Macbeth, Hamlet, dan Romeo and Juliet karya William Shakespeare; dan
c. Death of a Salesman dan The Crucible karya Arthur Miller.

2. Komedi

Lakon komedi merupakan kisah yang penuh dengan kegembiraan, menimbulkan tawa dari tingkah laku para tokohnya, dan berakhir dengan keceriaan tetapi bukan pertunjukan lawak atau banyolan. Menurut Aristoteles, lakon komedi merupakan tiruan dari perilaku manusia biasa atau rakyat pada umumnya. Tingkah laku dalam lakon komedi merupakan perwujudan keburukan manusia saat menjalankan kehidupan sehingga mampu menumbuhkan tertawaan dan cemoohan sampai terjadi katarsis atau penyucian jiwa (Yudiaryani, 2002). Lakon komedi juga mengungkap cacat atau kelemahan karakter manusia dengan gaya yang dibuat lucu.

Berikut adalah beberapa lakon komedi karya dramawan terkenal.
a. Orang Kaya Baru dan Tartuffe karya Moliere,
b. Orang Kasar (saduran W.S. Rendra) karya Anton P. Chekhov, dan
c. A Midsummer Night’s Dream dan The Commedy of Errors karya William Shakespeare.

3. Tragikomedi

Lakon tragikomedi adalah perpaduan antara kisah tragis (tragedi) dan komedi. Kegembiraan dan kisah sedih membaur menjadi satu peristiwa. Lakon ini menampilkan kehidupan manusia yang penuh konlik dan dramatis, tetapi dikemas dalam adegan bergaya komedi, dengan tangis dan tawa berbaur (Riantiarno: 2011, 5).

Berikut adalah beberapa lakon tragikomedi karya dramawan terkenal.
a. Jas Panjang Pesanan (terjemahan Jim Lim dan Suyatna Anirun) karya Wolf Monkowitz, dan
b. Trilogi Opera Kecoa karya N. Riantiarno.

4. Melodrama

Menurut Herman J. Waluyo (2001), melodrama adalah lakon yang sangat sentimental, dengan tokoh dan cerita yang mendebarkan hati dan menimbulkan haru pada penonton. Jenis lakon ini berkembang pada awal abad ke-19. Istilah melodrama berasal dari bagian sebuah opera yang menggambarkan suasana sedih atau romantis dengan iringan musik (kata melos diturunkan dari kata melody atau lagu). 

Melodrama cukup populer apalagi dengan iringan musik yang memicu emosi/perasaan yang berlebih agar penonton dapat lebih merasakan suasana tontonannya. Kisahnya akan menguras air mata penonton karena adegan kesedihan yang kuat, walaupun tema yang disajikan sangat sederhana. Kesan suasana inilah yang kemudian berkembang menjadi jenis drama tersendiri.

Berikut adalah beberapa lakon melodrama karya dramawan terkenal.
a. Opera Primadona karya N. Riantiarno,
b. Uncle’s Tom Cabin karya Harriet Beecher Stowe, dan
c. The Octoroon karya Dion Boucicault.

Roadshow Webinar Assemblr EDU Provinsi DIY

Bermain, Belajar, dan Menjelajah Budaya Lewat Poster Interaktif Menjadi bagian dari Webinar Roadshow Assemblr EDU x belajar.id adalah pengal...